22 Jun 2020

Alami Kedaruratan Medis/Non Medis? Tekan 119 / (0355-320119)

MISI program layanan ini tentunya adalah menitikberatkan fungsinya sebagai layanan pre-hospital bagi warga yang terkena musibah. Sebuah layanan kegawatdaruratan yang dirancang dengan mode efektfitas tinggi. Mirip dengan layanan ‘911’ di Amerika Serikat. Atau boleh dibilang cloning program. Tidak apa-apalah, demi kebaikan masyarakat Tulungagung. Ataupun warga lain yang kebetulan singgah di Kota Marmer. Toh, program 911 ala RSUD dr Iskak ini amat-sangat membantu warga yang mengalami situasi kedaruratan medis. Bagaimanapun keberadaan PSC 119 efektif dalam menjawab tantangan penyediaan layanan kedaruratan medis di era revolusi industri 4.0.

Memanfaatkan jaringan ambulans dan tim medis yang tersebar di puskesmas-puskesmas yang ada, adopsi teknologi hingga penerapan metode deteksi global positioning system (GPS), seorang penderita/ calon pasien yang membutuhkan pertolongan kedaruratan bisa segera dievakuasi. Pasien atau warga yang ada di dekat pasien bisa dipandu langsung oleh operator untuk melakukan langkahlangkah penanganan pertama sembari menunggu tim PSC 119 datang mengevakuasi.

Ambil contoh jika ada peristiwa darurat seperti kecelakaan atau serangan jantung yang sesegera mungkin memerlukan pertolongan medis. Warga cukup menekan tombol layanan kedaruratan medis di (0355) 320-119. Atau melalui nomor panggilan darurat nasional 119.

Menurut penjelasan Kepala Bagian Layanan PSC 119 Tulungagung dr Bobby Prabowo Sp. Em, PSC 119 sengaja dilahirkan sebagai layanan kedaruratan bagi masyarakat sekitar. Program ini merupakan bentuk layanan medis. Artinya, pihak rumah sakitlah yang mendatangi pasien. Bukan sebaliknya, pasien mendatangi rumah sakit. “Kami menyelenggarakan PSC 119 ini untuk jemput bola (pasien) dan ditangani secara aktif,” ujar Bobby. Terkait biaya, semua semua bisa diurus setelah dilakukan penanganan.

Ya, tentunya dengan nominal yang terjangkau. Itupun bagi masyarakat yang penanganannya sampai membutuhkan alatalat medis RSUD. Bahkan bagi masyarakat yang bisa menunjukkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan atau desa. Seluruh biaya akan digratiskan. “Wilayah operasinya masih seputar wilayah Tulungagung. Ke depan kami berharap layanan ini dapat ditiru daerah lain,” ujar Bobby.

Penanganan pre-hospital yang baik akan meningkatkan peluang hidup pasien. Sebelum ada PSC 119, pelayanan yang terlambat penanganan di lapangan menyebabkan pasien yang datang di IGD kerap kasus mengalami kondisi medis yang sudah sangat buruk dan bahkan meninggal (dalam perjalanan). Sehingga muncul istilah, “garbage in garbage out”. “Pelayanan di luar jelek, respon time jelek, mutunya pre-hospital-nya apalagi. Maka dari itu (sekarang) semua kita perbaiki,” kata dr Bobby.

Penanganan pre-hospital yang baik akan membuat peluang hidup pasien lebih baik. Imbasnya saat di IGD, penanganan pun bisa maksimal sehingga pasien bisa ditangani dengan baik. Bobby mengatakan, ambulans bukan tentang bagaimana membawa pasien dari lokasi kejadian ke layanan kesehatan. Akan tetapi ambulans harus bisa melakukan tindakan medis. Itulah kenapa, ambulans PSC 119 selalu ada petugas medis.

Sejak diluncurkan pada 28 November 2015, PSC 119 telah memiliki 38 unit ambulans yang tersebar di seluruh puskesmas di 19 kecamatan Tulungagung. Ketersediaan fasilitas layanan medical mobile ini efektif memperpendek respons time kasus kedaruratan medis di lapangan. Hebatnya, PSC 119 bersama jaringan ambulans yang saling terkoneksi ini siap melayani masyarakat non-stop 24 jam. (*)

Berita Terbaru

Berita Lainnya

Polling

Apakah website ini bermanfaat untuk Anda?