RSUD dr. Iskak Tulungagung meningkatkan kesiagaan seiring tren kenaikan kasus COVID-19 di Tulungagung dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir.
Puluhan bed tambahan dan ruang-ruang isolasi dipersiapkan demi mengantisipasi lonjakan kasus yang diprediksi akan terjadi pada pertengahan Maret mendatang.
Sebelumnya, langkah ini pernah diambil saat terjadi gelombang kedua kasus COVID-19 pada Juli 2021.
Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, FINACS, M.Kes mengatakan, saat ini tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di ruang isolasi masih berada pada kisaran 15-20 persen.
Kendati masih terbilang rendah, namun langkah antisipasi tetap dilakukan.
“Karena situasi ini pernah terjadi sebelumnya, tentu kami sudah jauh lebih siap. Termasuk penambahan bed,” kata Dokter Pri, panggilan akrab dr. Supriyanto.
Sebelumnya, pada Juli 2021 silam, RSUD dr. Iskak yang semula menyediakan 169 bed, ditambah menjadi 187 bed.
Penambahan ini sudah mencangkup bed untuk ruang isolasi intensif maupun non intensif.
“Situasi yang sama bisa kami ambil untuk menghadapi prediksi lonjakan ini,” imbuhnya.
Secara umum RSUD dr. Iskak Tulungagung memiliki kapasitas hingga 526 bed.
Jumlah ini sudah mencakup kebutuhan sediaan tempat tidur layanan rawat inap untuk pasien COVID-19 maupun pasien non COVID-19.
Termasuk pula yang ada di ruang isolasi intensif untuk pasien dengan gejala berat serta ruang isolasi non intensif untuk pasien dengan gejala sedang.
Keberadaan Gaha Mandiri yang memiliki lima lantai semakin memaksimalkan layanan kesehatan di RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Sebab sedari awal ruangan ini difungsikan 100 persen untuk penanganan pasien non COVID-19, sehingga alur penanganan pasien COVID-19 dengan pasien non COVID-19 benar-benar terpisah. “Kami juga ada skrining COVID untuk pasien masuk. Ini upaya kami untuk mendeteksi kondisi pasien sesegera mungkin, sehingga pasien mendapatkan penanganan yang tepat,” tandasnya. (PKRS/AAP)
