Awas! Jangan Masukkan Sendok ke Mulut Anak saat Si Kecil Alami Kejang Demam (Step). Begini Cara Mengatasinya

Sebagian orang mungkin pernah menjumpai bahkan memberikan pertolongan kepada bayi atau anak saat mengalami kejang disertai demam (step).

Umumnya, orang memberikan pertolongan pada penderita step dengan cara memasukan sendok ke dalam mulut, dengan tujuan supaya lidah tidak tergigit. TapI tahukan anda cara itu justru dapat menimbulkan masalah baru?!

Melihat keadaan anak seperti itu (step), tentu dapat menimbulkan kepanikan yang mendalam bagi pengasuhnya ataupun orang tua.

Menurut keterangan dokter Spesialis Anak RSUD dr. Iskak dr. Emi Yulianti, Sp. A, tindakan memasukkan benda asing ke dalam mulut kepada penderita kejang (step) bisa memicu masalah baru, seperti kerusakan jaringan gusi dan sebagainya. Sebab ada cara sederhana untuk mengatasi hal ini dengan mudah.

“Sebaiknya yang harus dilakukan adalah menurunkan suhu tubuh anak, itu saja. Tidak dengan memberikan tidakan pertolongan yang berbahaya,” terangnya dalam acara talkshow interaktif tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang disiarkan secara langsung melalui kanal resmi RSUD dr Iskak di YouTube, Facebook dan Instagram, Senin (02/11/2020).

Dia menjelaskan, kejang atau step adalah suatu kondisi kedaruratan yang dialami oleh bayi usia 6 bulan sampai anak anak usia 5 tahun.

Gejalanya yang timbul, suhu tubuh anak mendadak meningkat cepat (demam tinggi) disertai dengan hentakan secara berulang pada lengan, bola mata menatap satu arah atas (mendelik), dan kesadaran menurun.

Gejala kejang demam (step) pada anak bukan merupakan gejala dari penyakit serius. Akan tetapi penderita harus sesegera mungkin mendapatkan pertolongan.

“Oleh karenanya, ketika melakukan pertolongan, orang tua tidak boleh panik,” ujarnya.

Secara umum, gejala step tidak berlangsung lama antara 30 detik hingga 2 menit, namun jika lebih dari itu sebaiknya segera menghubungi pelayanan kesehatan supaya mendapatkan pertolongan medis.

“Langkah pertama jika mengalami peristiwa kegawatdaruratan adalah segera meminta bantuan pelayanan kesehatan terdekat,” tuturnya.

Kata dr. Emi, sembari menunggu pertolongan dari tim kegawatdaruratan medis setempat tiba, orang tua dapat melakukan penanganan sendiri. Caranya adalah dengan mengompres seluruh bagian tubuh anak dengan air hangat.

“Bagian tubuh yang harus dikompres adalah leher, lengan, selangkangan dan sekitarnya. Dengan begitu maka suhu tubuh akan menurun dengan sendirinya,” katanya.

Saat melakukan tindakan pertolongan, tidak diperbolehkan memasukan benda keras di area mulut, seperti sendok dan sejenisnya, karena dapat membahayakan anak itu sendiri.

Tindakan memaksa dengan mengganjal sendok pada mulut saat kejang dapat menyebabkan kerusakan gusi, cidera rahang ataupun risiko gigi patah. Upaya ini justru akan menambah masalah baru.

“Dikawatirkan, benda asing ditaruh pada mulut untuk menahan gigitan justru bisa membuat giginya menjadi patah, resikonya dapat tertelan dan menimbulkan reaksi tersedak (saluran pernapasan tersumbat),” jelasnya.

Gejala step pada anak ini dapat terjadi sewaktu-waktu. Tingkat keparahannya pun bervariasi. Oleh karena itu, penting bagi siapapun mengetahui cara sederhana melakukan penanganannya sebelum mendapatkan pertolongan medis.

Sebab seiring berjalannya waktu, gejala kejang-demam (step) pada anak akan sembuh dengan sendirinya, dan bahkan tidak kambuh lagi ketika anak beranjak di usia 5 tahun.

“Dengan begitu, maka orang tua yang mengetahui kejadian tersebut mengerti apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan anjuran medis,” ujar dr. Emi.

Berikut tatacara penanganan kedaruratan pada penderita kejang atau step pada bayi maupun step.

  1. Hubungi unit kegawatdaruratan pelayanan kesehatan terdekat.
  2. Pihak keluarga, orang tua (pengasuh) tetap tenang dan tidak boleh panik.
  3. Baringkan ia di datar.
  4. Membuka bajunya.
  5. Kompres dengan air hangat lakukan berulang agar suhu tubuh kembali normal.
  6. Jauhkan dari benda benda asing disekitarnya.

Adapun jenis kegawatdaruratan umum lainnya yang memungkinkan di alami oleh bayi maupun anak anak, di antaranya adalah kegawatdaruratan saluran pernapasan pada bagian (hidung, mulut, tenggorokan, bronkus).

Resiko kegawatdaruratan bisa terjadi sumbatan, sesak nafas, syok (gangguan pada pembuluh darah menyempit) dan kejang.

Bila anda membutuhkan pertolongan cepat bisa langsung menghubungi pelayanan kegawatdaruratan medis RSUD dr. Iskak Tulungagung, segera menghubungi panggilan kedaruratan medis di nomor hotline PSC-119 (0355 320-119), atau gunakan aplikasi PSC – 119 Kabupaten Tulungagung.

Sedangkan untuk pendaftar calon pasien di poli anak dapat terlayani pada hari kerja, mulai dari hari Senin sampai dengan hari Jumat. Jam pelayanan dibuka pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB untuk hari Senin-Kamis, dan pukul 07.00 WIB hingga 11.00 WIB untuk hari Jumat.
(PKRS)

Berita Terbaru

Berita Lainnya

Polling

Apakah website ini bermanfaat untuk Anda?