Cegah Kanker Rahim, Lakukan Pemeriksaan Papsmear Secara Berkala!

KEPEDULIAN akan kesehatan organ kewanitaan dapat dengan cara melakukan skrining papsmear melalui pelayanan kesehatan. Pemeriksaannya pun tidak harus setiap hari. Paling tidak, satu kali dalam setahun atau tiga tahun sekali saja sudah cukup baik guna mengetahui kondisi kesehatan organ vital perempuan usai aktif berhubungan intim.

Itu sebabnya kaum wanita dewasa, sebaiknya lebih peduli dengan kesehatan pada bagian area vitalitasnya. Hal ini penting mengingat bagian organ intim wanita ini mempunyai lapisan kulit sensitif yang mudah terinfeksi oleh jamur dan virus, sehingga pada kondisi tertentu dapat memicu timbulnya kanker (rahim).

Dokter Spesialis Patologi Anatomi RSUD dr. Iskak dr. Yusfita Efi, Sp. PA pemeriksaan papsmear berguna untuk mendeteksi dini kanker leher rahim.

“Pemeriksaannya itu dilakukan pada daerah mulut rahim kemudian akan diambil sampel sedikit pada jaringannya, lalu diperiksa dan diamati dengan alat mikroskop,” katanya dalam acara talkshow interaktif tim PKRS RSUD dr. Iskak yang disiarkan secara langsung melalui media sosial YouTube, Instagram dan Facebook, Senin, 18 Januari 2021.

Dengan metode pemeriksaan papsmear ini, akan memberikan informasi kesehatan pada organ kewanitaan bagian dalam untuk di ketahui ada tidaknya gangguan maupun kelainan di area vital tersebut.

Pemeriksaan awal yang baik disarankan untuk kaum wanita dewasa yang telah berusia 20 tahun sampai dengan 25 tahun, atau sudah rutin melakukan hubungan seksual dengan pasangannya (menikah).

“Kalau kita sudah bersuami dan sudah aktif melakukan hubungan seksual itu sebaiknya tetap melakukan papsmear, lebih-lebih kalau ada keluhan,” ujarnya.

Menurut dr. Yusfita dengan pemeriksaan papsmear secara berkala akan dapat meningkatkan kewaspadaan pada semua pasangan wanita yang telah bersuami. Jika terdapat masalah dan diketahui secara dini maka solusi pengobatannya pun lebih baik dibandingkan sudah terlambat.

“Dari pemeriksaan papsmear akan diketahui secara spesifik adanya kelainan di sekitar mulut rahim, bisa berupa infeksi jaringan kanker. Dan gak harus curiga infeksi kanker saja namun bisa jadi ada gejala infeksi karena jamur hasil pemeriksaan pun akan kelihatan terdapat spora atau hifa,” terang dia.

Selain itu, pemeriksaan papsmear juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyebab lain, misalnya infeksi yang disebabkan karena infeksi actinomyces. Biasanya infeksi ini berawal dari program KB intrauterine device (alat kontrasepsi dalam rahim).

“Memang wanita-wanita yang menggunakan kontrasepsi IUD KB intrauterine device dia kecenderungan akan mengalami infeksi yang disebabkan oleh actinomyces tadi,” imbuhnya.

Namun, yang terpenting pada tindakan skrining papsmear ini adalah untuk mengetahui lebih awal jika di dalam rahim mengalami suatu kondisi pre kanker rahim yang akan menjadi kanker.

“Kalaupun di periksa keadaanya normal sih gak papa, yang dikhawatirkan ada kanker leher rahim atau serviks. Jika diketahui masih stadium awal maka pengobatannya jauh lebih baik hasilnya dibanding saat ditemukan pada stadium lanjut,” tuturnya.

Lanjut dia, dr. Yusfita, waktu yang tepat untuk melakukan konsultasi kesehatan organ intim di rumah sakit baik dilakukan sebelum adanya keluhan, akan tetapi jika sudah terdapat keluhan maka harus sesegera mungkin untuk mengkonsultasikan kepada ahlinya atau ke pelayanan kesehatan terdekat.

“Berbagai macam tanda tanda kapan harus segera ke dokter, misalnya keluarnya lendir dan gatal gatal mengeluarkan agak bau amis atau menyengat disertai nyeri nyeri di sekitar pinggul bawah sebaiknya kita kita harus hati-hati,” tuturnya.

Selain itu, tanda tanda lainnya yang dapat dicurigai dengan adanya kelainan pada area leher rahim misalnya keluarnya cairan (keputihan), keluarnya darah di luar fase mentruasi dan keluarnya bercak bercak darah usai berhubungan seksual padahal sudah terbiasa berhubungan intim dengan pasangan.

“Nah itu kejadian yang bisa di kenali secara langsung, maka dari situlah harus sudah ada kewaspadaan untuk itu perlu segera periksa, sebab pasti ada kelainan pada mulut rahim meskipun belum tentu itu adalah kanker,” papar dr. Yusfita

Untuk menghasilkan uji laboratorium sampel yang baik pada pemeriksaan papsmear, pasien diharuskan untuk bersiap diri baik secara fisik maupun mental.

Misalnya, pasien tidak dalam keadaan menstruasi artinya waktu yang tepat lima hari setelah fase menstruasi selesai, berikutnya satu atau dua hari sebelum proses pemeriksaan tidak diperbolehkan melakukan hubungan seks atau mengunakan tampon vagina.

“Mengapa tidak waktu menstruasi, sebab pada saat keluar darah nanti akan mengganggu hasil pemeriksaan yang seharusnya kelihatan nggak normal jadi ketutup sama sel darahnya,” tambahnya.

Tidak hanya itu, dalam proses pengambilan sampel pasien tidak boleh tegang sebab dapat menimbulkan reaksi otot otot disekitar mulut rahim tertutup sehingga sepekulum (alat pembuka vagina untuk mengambil sampel) sulit masuk menemukan leher rahim. “Kalau tegang kan jadi nanti alatnya sulit masuk mencari si mulut rahimnya, sehingga pasti terasa lebih sakit. Tapi kalau bisa santai dan gak takut alat bisa masuk dengan mudah sehingga pengambilannya sampel bisa cepat jadi nggak terlalu sakit,” ujarnya. (PKRS/MFW)

Berita Terbaru

Berita Lainnya

Polling

Apakah website ini bermanfaat untuk Anda?