Diabetes Melitus. Kenali Cara Pengobatannya Agar Tidak Komplikasi

DIABETES MELITUS (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gagalnya organ pankreas memproduksi jumlah hormon insulin secara memadai sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah.
DM merupakan salah satu penyakit tidak menular dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting. Sampai saat ini, diabetes melitus adalah suatu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di kalangan masyarakat umum.

Gejala klasik dari DM meliputi 3P, yaitu poliuri (banyak buang air kecil terutama malam hari), polidipsi (mudah haus), poliphagi (mudah lapar). Gejala tidak spesifik lain yang juga dapat muncul pada penderita DM antara lain penurunan berat badan secara cepat, mudah lelah, kesemutan pada kaki dan tangan, gatal-gatal, penglihatan menjadi kabur, impotensi, luka sulit sembuh, keputihan, atau penyakit kulit akibat jamur terutama pada daerah lipatan kulit.

Penderita DM sangat berkaitan dengan meningkatnya gula darah tinggi di atas ukuran normal, yang dapat memicu terjadinya komplikasi.

Gejala dan Tipe Diabetes Melitus

Secara umum pasien diabetes dibagi menjadi 2 tipe, yaitu diabetes tipe 1 yang biasanya muncul saat usia muda atau anak-anak, dan diabetes tipe 2 yang muncul pada usia dewasa.

Luka yang tidak sembuh dan cenderung menyebabkan harus diamputasinya anggota gerak merupakan komplikasi yang terjadi akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol dan komplikasi pembuluh darah yang telah terjadi. Hal ini dapat terjadi baik pada DM tipe 1 maupun DM tipe 2.

Parahnya, penyakit diabetes dapat mengakibatkan terjadinya penyakit baru (komplikasi) misalnya jantung koroner, gangguan ginjal dan penyakit kronis lainnya.

Meski menyeramkan, penyakit kronis ini dapat dikelola dengan benar agar mengurangi risiko komplikasi yang dapat mengancam keselamatan penderitanya.

“Komplikasi bisa bertambah banyak, dari ujung kepala sampai kaki. Namun penyakit serius ini secara medis dapat ditangani agar tidak timbul komplikasi yang lebih parah,” kata dr. Laksmi Wijayati, Sp.PD dalam satu acara talkshow interaktif berbasis media sosial di area lobby dan ruang tunggu farmasi memperingati Hari Ginjal Se-Dunia.

Kata dia, pasien penderita DM dimungkinkan akan mengalami komplikasi, artinya penyakit menjadi lebih buruk atau menunjukan gejala penyakit baru yang lebih banyak pada organ tubuh.

Pengobatan Diabetes Melitus

Kata dr. Laksmi, penderita diabetes awalnya pasti mengalami pra-diabetes terlebih dahulu, kondisi ini adalah peringatan awal sebelum terjadinya diabetes. Dan pada penderita pra-diabetes masih bisa disembuhkan.

Pra-diabetes adalah suatu kondisi di mana terjadinya peningkatan kadar gula normal namun tidak terlalu tinggi. Artinya masih bisa ditangani dengan baik. Di kondisi inilah, waktu yang tepat untuk segera dilakukan penanganan secara medis, supaya tidak berpotensi ke DM.

“Akan tetapi, banyak pasien penderita DM itu tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun. Ketika parah (koplikasi), barulah mereka (pasien) berobat ke rumah sakit,” paparnya.

Dokter Laksmi menerangkan, pada orang sehat umumnya mempunyai ukuran kadar Gula Darah Puasa (GDP) kategori normal kurang dari 100mg/dL. Sedangkan kadar gula darah orang pada kondisi pra-diabetes di antara 100-125 mg/dL.

“Jika pasien kondisi gula darah puasanya di atas pra-diabetes sampai 200 mg/dL lebih itu sudah pasti kondisinya sudah terkena diabetes, penanganan akan sangat lama,” jelasnya.

Selanjutnya, dr. Laksmi Wijayati mengatakan, penyakit diabetes sangat berkaitan dengan peningkatan kadar gula darah tinggi, oleh sebab itu caranya hanya dengan mengelola kadar gula darah pada tubuh supaya tetap normal supaya tidak terjadi komplikasi.

“Dengan mengontrol kadar gula darah yang seimbang, dan menerapkan tatacara pola hidup sehat serta mengurangi mengonsumsi makanan manis. Pasien pra-diabetes masih ada kemungkinan sembuh, namun sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu,” tuturnya.

Sementara itu, khusus untuk pasien yang terlanjur menderita diabetes, mereka (pasien) dapat mecegah terjadinya komplikasi. Berikut hal hal yang harus dilakukan:
✓ Minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter (tidak dianjurkan membeli obat sendiri).
✓ Rutin check-up secara rutin untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.
✓ Banyak mengonsumsi makanan sehat, boleh sayuran, buah, lauk tetapi mengurangi manis yang berlebihan.
✓ Berolahraga teratur.

Sedangkan untuk tatacara perencanaan makanan pada penderita diabetes sebagai berikut:
✓ Tepat jumlah artinya menjaga berat badan ideal.
✓ Tepat Jenis mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat secukupnya, mengonsumsi sayur, lauk dan buah buahan, tidak berlebihan.
✓ Tepat waktu artinya makan 3 kali sehari misalnya makan pagi tepat jam 07.00, siang jam 13.00 dan malam jam 07.00 biasakan setiap harinya.

“Apabila anda belum termasuk penderita pra-diabetes, namun takut beresiko terkena diabetes sebaiknya lakukan cek gula darah secara rutin di pelayanan kesehatan atau rumah sakit,” pungkasnya.
(PKRS)

Berita Terbaru

Berita Lainnya

Polling

Apakah website ini bermanfaat untuk Anda?