PADA orang yang sering mengangkat beban berat, terkadang muncul benjolan di sekitar perut atau selakangan. Benjolan ini juga kerap muncul saat batuk atau mengejan. Jika gejala itu muncul, anda wajib waspada, karena itu adalah gejala awal hernia atau biasa disebut “turun berok”.
Hernia atau turun berok adalah kondisi yang terjadi ketika organ dalam tubuh menekan dan mencuat melalui jaringan otot atau sekitar jaringan ikat yang lemah. Jaringan ikat tubuh seharusnya cukup kuat untuk menahan organ tubuh di dalamnya agar tetap berada di posisinya masing-masing. Namun beberapa hal menyebabkan jaringan ikat melemah sehingga tidak dapat menahan organ di dalamnya dan mengakibatkan hernia. Di Poli Bedah RSUD dr Iskak Tulungagung, penyakit ini sering ditemui.
Pada pasien dewasa, faktor usia mendominasi penyebab hernia, kemudian disusul pekerja keras. Pada pekerja keras, tekanan perutnya meningkat dan mendorong usus ke bawah. Besarnya tekanan membuat usus keluar dari rongga perut melalui celah di bawah perut. Pada kasus anak-anak biasanya hernia karena faktor bawaan lahir. Pengobatan hernia hanya bisa dilakukan dengan operasi lantern, menutup celah yang terbuka itu.
Menurut dokter spesialis bedah di RSUD dr Iskak, dr Nurudin Syahadat, Sp.B, hernia tidak bisa disembuhkan dengan minum obat. “Karena harus menutup celah yang terbuka, maka hanya bisa dilakukan dengan operasi,” ujar dr Nuridin. Dr Nurudin mengaku setiap hari melakukan operasi hernia 2-3 pasien di RSUD dr Iskak. Operasi hanya membutuhkan waktu 30 menit hingga 2 jam.
Selain faktor sering menangkat beban keras, perokok aktif mempunyai risiko lebih besar terkena hernia dibandingkan orang yang tidak merokok. Perokok biasanya sering batuk yang membuat tekanan pada perut meningkat. Tekanan dalam perut ini yang mendorong usus turun. Saat usus ini menemukan celah yang terbuka pada perut, maka usus akan keluar dan terjadilah hernia. Untuk antisipasinya tentu saja jauhi rokok, tidak mengangkat beban berat yang berpotensi meningkatkan tekanan pada perut. (*)
Jenis-Jenis Hernia:
- Hernia inguinalis, terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak di rongga perut mencuat ke selangkangan. Hernia jenis ini paling sering terjadi dan pria yang mempunyai risiko paling tinggi untuk mengalaminya.
- Hernia femoralis, terjadi ketika jaringan lemak atau sebagian usus mencuat ke paha atas bagian dalam. Hernia jenis ini banyak dialami wanita, terutama pada wanita hamil atau obesitas.
- Hernia umbilikus, terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak mendorong dan mencuat di dinding perut bagian pusar. Jenis hernia ini biasanya dialami oleh bayi dan anak di bawah usia 6 bulan akibat lubang tali pusat tidak tertutup sempurna setelah bayi lahir.
- Hernia hiatus, terjadi ketika sebagian lambung mencuat ke dalam rongga dada melalui diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut). Jenis hernia ini umumnya terjadi pada lansia. Jika seorang anak mengalami hernia hiatus, kondisi tersebut disebabkan oleh kelainan bawaan.
- Hernia insisional, terjadi ketika usus atau jaringan mencuat melalui bekas luka operasi di bagian perut atau panggul. Hernia epigastrik, terjadi ketika jaringan lemak mencuat melalui dinding perut bagian atas, tepatnya dari ulu hati hingga pusar.
- Hernia spigelian, terjadi ketika sebagian usus mendorong jaringan ikat yang terletak di sisi luar otot rektus abdominus, yaitu otot yang membentang dari tulang rusuk hingga tulang panggul.
- Hernia spigelian paling sering timbul di daerah sabuk spigelian, yaitu daerah pusar ke bawah.
- Hernia diafragma, terjadi ketika sebagian organ lambung mencuat masuk ke rongga dada melalui celah diafragma. Hernia jenis ini juga dapat dialami oleh bayi ketika pembentukan diafragma kurang sempurna.
- Hernia otot, terjadi ketika sebagian otot mencuat melalui dinding perut. Jenis hernia ini juga dapat terjadi pada otot kaki akibat cedera saat berolahraga.
sumber: alodokter.com