19 Jun 2020

Kemandirian Berbuah Prestasi, Penghargaan BPJS Kesehatan Award 2019

INOVASI dan kemandirian RSUD dr Iskak dalam hal pembiayaan penyelenggaraan layanan kesehatan telah mengantarkan rumah sakit plat merah ini meraih penghargaan sebagai Rumah Sakit Tipe B Terbaik Satu Indonesia di ajang BPJS Kesehatan Award 2019.

Berada di sebuah kota kecil yang ada di sisi selatan bagian barat Provinsi Jawa Timur tak menjadi penghalang bagi RSUD dr. Iskak untuk terus berinovasi dan meraih pelbagai prestasi. Bersaing dengan lembaga jasa layanan kesehatan setingkat rumah sakit di kota-kota besar lain di Tanah Air. RSUD dr Iskak bahkan telah dikenal di forum kesehatan internasional atas sejumlah terobosan layanan publik yang dibangun, dalam rangka menjamin “public service delivery” di bidang kesehatan di era “disruption” revolusi pelayanan kesehatan dari era “fee for service” ke era “prospectif”/paket BPJS Kesehatan.

Sejak ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan regional provinsi Jawa Timur bagain barat pada 2015, prestasi RSUD dr. Iskak Tulungagung terus meroket. Berbagai penghargaan mulai tingkat nasional hingga internasional diraih. Terakhir penghargaan kembali diraih pada Kamis, 15 Agustus 2019, dimana RSUD dr. Iskak dinobatkan sebagai Rumah Sakit Tipe B Terbaik Satu Indonesia di ajang BPJS Kesehatan Award 2019 yang digelar di Ball Room kantor BPJS Pusat Jakarta tanggal 15 Agustus 2019 malam. Integritas staf medis maupun non-medis, fasilitas kesehatan dan komitmen pelayanan kepada seluruh masyarakat, termasuk peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) – BPJS Kesehatan, pelayanan rumah sakit ini dinilai terbaik di antara seluruh layanan kesehatan rujukan (rumah sakit tipe B) se- Indonesia .

Penjurian melibatkan tim juri esklusif yang diketuai mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nafsiah Mboi. Tim juri bekerja dalam jangka waktu kurang lebih setahun. Mereka melakukan serangkaian observasi dan penilaian. Sejumlah dewan pakar yang terlibat, terdiri dari segala unsur terkait program JKN-KIS, seperti Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf, Kementerian Kesehatan, Asosiasi Perlindungan Konsumen Indonesia, Asosiasi Profesi, dan Asosiasi Fasilitas Kesehatan.

Tugas dewan juri ini cukup berat. Mereka terlebih dahulu harus memilih lembaga kesehatan yang memiliki komitmen tinggi dalam memberikan pelayanan optimal bagi peserta JKN-KIS/BPJS Kesehatan. Tim juri juga harus memilah dari 3.102 pelayanan kesehatan tingkat pertama (FKTP), 2.406 rumah sakit (FKTL), dan 1.264 apotek di seluruh Indonesia untuk diseleksi mulai tahapan kantor cabang, kantor kedeputian wilayah hingga tingkat nasional. Selain itu, tim juri juga melakukan survei langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil di fasilitas kesehatan yang dinilai.

Nafsiah Mboi dalam sambutannya saat penyerahan penghargaan berharap, BPJS Kesehatan Award ini akan mendorong fasilitas kesehatan lainnya untuk kian optimal memberikan layanan kesehatan. Khususnya di era JKN-KIS. Sebab kehadiran program nasional itu dinilai secara nyata mendorong fasilitas kesehatan untuk lebih memperhatikan mutu dan kualitas layanan. Kata Nafsiah, peningkatan mutu dan kualitas tersebut dapat dirasakan di seluruh Indonesia, bukan hanya di Pulau Jawa.

Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, FINACS, M.Kes mengatakan dirinya sudah tak terlalu mempedulikan penghargaan. Prioritas utama baginya adalah bagaimana masyarakat di Kabupaten Tulungagung bisa mendapatkan layanan kesehatan yang maksimal. “Saya kira sudah menjadi kebutuhan setiap rumah sakit untuk melakukan inovasi dalam meningkatkan  layanan publik di era sekarang ini,” katanya usai menerima penghargaan.

Dr. Supriyanto menambahkan, penghargaan yang dia terima bukan satu-satunya yang diraih RSUD dr. Iskak. Pada waktu hampir bersamaan, RSUD dr iskak yang terletak di Jalan dr Wahidin Sudiro Husodo, Kelurahan Kedung Taman, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung ini juga dipilih sebagai finalis di International Hospital Federation Award 2019, bersama rumah sakit lain di dunia.

Saat ini RSUD dr. Iskak Tulungagung masih akan mengikuti tahapan penilaian lanjutan di kota Muscat, ibu kota Negara Oman pada tanggal 8 November 2019 mendatang. “Insyaallah saya akan datang ke Oman untuk menerima apresiasi yang membanggakan Bangsa Indonesia itu,” kata dr. Supriyanto.

Jejak rekam RSUD dr. Iskak Tulungagung di kancah kompetisi memang luar biasa. Selain BPJS Kesehatan Award 2019, pada 7 Agustus 2019 rumah sakit ini juga menyabet dua gelar juara sekaligus di ajang PITSELNAS ke-5 KARS (Pertemuan Ilmiah Tahunan dan Semiloka Nasional ke-5 Komisi Akreditasi Rumah Sakit Indonesia). Salah satu yang berhasil dimenangkan itu adalah program layanan berjudul “Pengendalian Kuman Rumah Sakit dan Usaha Penurunan Angka Multi-Drug Resisten Obat Antibiotika” yang dipresentasikan di ajang yang sama.

RSUD dr. Iskak Tulungagung memang bukan rumah sakit kaya. Anggaran yang diterima dari pemerintah pun juga terbatas. Namun hal itu tak menghalangi visi mereka untuk mewujudkan rumah sakit yang handal dan terjangkau dalam pelayanan. Dr. Supriyanto bahkan menjamin tak ada satupun warga di Kabupaten Tulungagung yang tak bisa berobat lantaran kendala biaya. “Bahkan yang tidak tercover oleh Jamkesda pun akan tetap kami layani tanpa biaya,” terangnya. Untuk mewujudkan itu, dr. Supriyanto memang tak berdiam di balik meja. Menyadari terjadinya perubahan situasi yang begitu cepat, diapun menyusun strategi dan program kerja rumah sakit agar survive dengan melakukan efektivitas dan efisiensi.

Manajemen rumah sakit juga didorong untuk melakukan inovasi dan menerapkan prinsip enterpreneurship, sehingga mampu berkembang dan menjaga sustainability capaian dengan senantiasa menjaga konsistensi seluruh civitas hospitalia terhadap visi dan misi rumah sakit. “Semuanya harus berkomitmen kuat pada visi dan misi rumah sakit kalau mau menjaga keberlangsungan capaian rumah sakit dalam menjamin pelayanan kesehatan masyarakat,” tegas dr. Supriyanto.

Biarpun Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan senantiasa mengubah dan membuat regulasi baru dakam rangka menemukan bentuknya dan bahkan BPJS Kesehatan mengalami defisit yang konon hingga Rp 18 triliun pada tahun ini, piutang BPJS Kesehatan ke RSUD dr. Iskak Tulungagung dan fasilitas kesehatan lainnya di Indonesia tertunggak minimal tiga (3) bulan per Agustus 2019, RSUD dr. Iskak yang merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah di Indonesia yang paling mandiri.

RSUD dr Iskak sama sekali tidak menggantungkan talangan pembiayaan dari pemerintah pusat maupun daerah. Jasa layanan kesehatan, termasuk untuk peserta JKN-KIS tetap eksis, terlayani optimal dan bahkan mampu berkembang. Tahun ini RSUD dr Iskak sedang melakukan lelang tambahan ruang rawat inap lima lantai 200 tempat tidur dari dana mandiri pendapatan rumah sakit tanpa suntikan dana dari APBD maupun APBN. (*)

Berita Terbaru

Berita Lainnya

Polling

Apakah website ini bermanfaat untuk Anda?