ADA yang menarik perhatian saat tim medis RSUD dr Iskak menangani kasus pasien suspect Corona atau COVID-19, awal pertengahan Februari lalu (817 Februari 2020). Selain ditangani dokter spesialis paru, dr. Mochammad Arvi, Sp.P yang dikenal cakap menangani kasus-kasus pneumonia, dokter spesialis mikrobiologi, dr. Rendra Bramanti, Sp.MK (K) yang turut ambil peran melakukan intervensi layanan dengan mengambil sampel swap lendir tenggorokan, hidung dan darah pasien.
Kehadiran dr. Rendra Bramanti, Sp.MK (K) bersama tim mikrobiologi Klinik-nya ini tentu menarik perhatian. apalagi yang ditangani jenis virus yang mematikan dan sedang mendunia; COVID-19. Begitu pasien suspect dideteksi, RSUD dr. Iskak segera bekerja dengan Standart Operasional Procedure (SoP) sesuai ketentuan World Health Organization (Who) untuk penanganan virus Corona.
Sampel lendir di tenggorokan, hidung dan sampel darah pasien diambil. Sampel yang telah diambil ke tim Laboratorium Kesehatan Dinkes Jatim di Surabaya lalu diteruskan ke Litbang Kesehatan Kemenkes, Jakarta. Sebenarnya laborat mK RSUD dr. Iskak bisa melakukan pemeriksaan sampel secara mandiri. Kapabilitas dan alatnya (perangkat laboratorium) ada.
“Namun karena sudah aturan Kemenkes, kami harus me-refer sampel tersebut ke Surabaya, dan lalu di-refer lagi ke Litbangkes Jakarta,” terang dr. Rendra. Pemeriksaan sampel itu sendiri dilakukan di ruang Laboratorium mikrobiologi Klinik yang ada di lantai dua gedung laboratorium RSUD dr Iskak.

Laboratorium ini terbentuk sejak 2017, bersamaan masuknya dr. Rendra Bramanti di RSUD dr. Iskak. Untuk mendukung kinerjanya dalam mengelola laborat mK (mikrobiologi Klinik) ini, dr. Rendra dibantu empat orang analis yang memiliki spesialiasi keahlian berbeda. mereka adalah Siswanto, amd.K, Dini Widowati, S.ST, Umi Wasitoh, amd.K, dan Tika Rohdiawan, amd.K.
Ruang lingkup kerja layanan tim mikrobiologi klinik ini tidak sebatas melakukan tindakan pengobatan dan pencegahan infeksi akibat mikroorganisme pada pasien. akan tetapi juga bertanggung jawab terhadap jaminan kesehatan lingkungan di seluruh area RSUD. mulai dari kamar operasi, higienitas air yang digunakan, makanan dan gizi, hingga ke petugas-petugasnya.
Bahkan sampai juru masak dan para ahli gizinya pun rutin dilakukan skrining untuk memastikan tidak ada bakteri, kuman, jamur atau mikroorganisme jahat lain yang bisa menular ke pasien. Sesuai SoP laborat mikrobiologi klinik, begitu ada diagnosa medis pasien kena infeksi dan direkomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan mikrobilogi klinik, analis laborat mikrobiologi klinik akan langsung melakukan pengambilan sampel.
Alur distribusi tugas dalam hal pelayanan medis ini sudah di-SoPkan sejak awal unit Laboratorium mikrobiologi Klinik ini dibentuk pada 2017. Di RS lain ada yang di-SoP kan, namun banyak juga yang tidak. SoP itu pula yang kemudian menjadi standar acuan penanganan pasien yang didiagnosa terinfeksi virus/bakteri/ jamur.
Standar layanan medis pasien dengan infeksi menular itu berlaku untuk semua kelompok pasien, baik yang dirawat di ruang VIP maupun kelas ekonomi. Baik yang menjalani perawatan dengan biaya sendiri, maupun yang menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan. Tak ada diskriminasi. (*)