Mau Sedot Lemak? Ini yang Harus Diketahui

Sedot lemak atau liposuction adalah prosedur bedah untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal, selain untuk mengobati penyakit tertentu.

Sedot lemak dapat digunakan untuk menghilangkan lemak berlebih di berbagai bagian tubuh. Biasanya pasien yang menjalani sedot lemak ingin menghilangkan lemak di pipi, leher, bawah dagu, lengan atas, perut, bokong, paha atau betis.

Dokter Spesialis Bedah Plastik dan Rekonstruksi Estetika RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Santi Devina, Sp.BP-RE mengatakan sedot lemak dilakukan pada tumpukan lemak yang dirasa mengganggu. “Sedot lemak merupakan prosedur bedah estetik yang tujuannya untuk mengurangi tumpukan lemak di bawah kulit dan dirasa  mengganggu,” terangnya.

Pada tindakan sedot lemak, jumlah lemak yang  diambil dengan batasan-batasan tertentu. Dokter akan memperkirakan lemak yang akan diambil dari bagian volume tubuh. Hal ini dilakukan karena tubuh tidak bisa kehilangan terlalu banyak lemak.

Beberapa prosedur sedot lemak yang aman dengan memahami  batasan-batasannya, antara lain:

  1. Dokter harus menetapkan batas aman lemak yang di sedot  (sekitar 6 persen  yang diambil dari lemak)
  2. Pasien harus jujur kepada dokter (memberitahukan kepada dokter prosedur yang pernah dilakukan sebelumnya. Utamanya pada area yang akan di sedot)
  3. Kemungkinan emboli menjadi faktor resiko jangka pendek dari sedot lemak
  4. Terjadi technical error (hal ini karena sedot lemak dilakukan oleh yang bukan memiliki kompetensi)

Tak perlu pergi ke kota besar,  sedot lemak kini dapat dilakukan di RSUD dr. Iskak Tulungagung, dengan alur sebagai berikut: 

  1. Konsultasi dengan dokter 
  2. Pemeriksaan fisik dnan pengukuran-pengukuran yang dibutuhkan
  3. Pemeriksaan pre operatif, (apabila j sudah lengkap, pasien akan mulai rawat inap h-1 dari tindakan)

“Masyarakat tidak perlu takut untuk melakukan sedot lemak. Layanan di RSUD dr. Iskak telah  didukung oleh spesialis yang profesional sehingga cukup aman,” kata dr. Santi. (HUMAS/KAR)

Berita Terbaru

Berita Lainnya

Polling

Apakah website ini bermanfaat untuk Anda?