26 Jun 2020

Metropolitan Pun Belajar ke Tulungagung

Studi Banding Persi DKI Jakarta Dan Persi Jatim Ke RSUD dr. Iskak Tulungagung

BerbagaI inovasi yang dilakukan RSUD dr iskak banyak mendapat ganjaran penghargaan. bukan sekedar apresiasi, inovasi ini juga memberikan manfaat langsung ke masyarakat. Tak heran banyak rumah sakit maupun kepala daerah yang studi banding ke RSUD dr iskak Tulungagung.

Salah satunya adalah Pengurus Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan PERSI Jawa Timur. Dua organisasi PERSI ini mengunjungi rumah sakit milik Pemkab Tulungagung pada Kamis (19/9/2019), demi belajar strategi memberikan layanan kesehatan di era Jaminan Kesehatan nasionalKartu Indonesia Sehat (JKn-KIS). menurut Ketua PERSI DKI Jakarta, dr Koesmedi Priharto, Sp.oT, m.Kes, FICS, FAPoA, terjadi perubahan yang besar pada layanan kesehatan era JKn-KIS.

Setiap daerah punya karakteristik, budaya dan keadaannya. RSUD dr Iskak dianggap telah berhasil menghadirkan solusi layanan kesehatan, sesuai kondisi wilayah dan karakter masyarakatnya. “Kami dari organisasi rumah sakit, ada kewajiban untuk sharing. Apakah model di Tulungagung ini bisa diadopsi di tempat lain,” ujar dr Koesmedi. Lanjut Koesmedi, ada sesuatu yang bagus dalam pelayanan RSUD dr Iskak dan bisa diambil contoh.

Materi ini bila dimodifikasi, atau dipelajari lebih dalam lagi, dan diduplikasi di lain daerah. Secara khusus Koesmedi memuji layanan kedaruratan RSUD dr Iskak. “Rumah sakit di daerah punya layanan kedaruratan seperti ini, saya nilai sangat bagus,” ujar dr Koesmedi, usai meninjau IGD. Sebelumnya RSUD dr Iskak menjadi rumah sakit terbaik dalam BPJS Award, dalam kategori rumah sakit tipe B.

Dokter Koesmedi adalah salah satu juri yang menilai rumah sakit dari seluruh Indonesia. mantan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta ini memuji RSUD dr Iskak, karena sudah membentuk jejaring komunitas dengan puskesmas dan RS swasta. Jejaring ini yang bisa menekan biaya dan menyelesaikan masalah pasien. PERSI hanya sebagian lambaga yang studi banding ke RSUD dr Iskak Tulungagung. Sejumlah kepala daerah juga belajar soal pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan pembebasan biaya perawatan bagi pasien inap.

Dua di antaranya adalah Bupati malang, Drs. H.m. Sanusi, mm dan Bupati Labuan Batu, Sumatera Utara, H Andi Suhaemi Dalimonte S.T, m.T. Hm Sanusi mengatakan, pelayanan RSUD dr Iskak nantinya akan diterapkan di RSUD Kanjuruhan di malang secara bertahap. mulai dari pelayanan emergency, layanan medis, kecepatan menangani pasien, dan ketersediaan tenaga medis. Secara terus terang, Hm Sanusi mengaku pihaknya juga harus belajar masalah kebersihan rumah sakit, pelayanan dan pendapatan. Sementara H. Andi Suhaemi Dalimonte S.T, m.T mengaku tertarik dengan RSUD dr Iskak, karena banyak mendapat penghargaan nasional dan internasional.

Salah satu yang disebutnya adalah sebagai The Inspiring and Innovative Hospital 2018. Hal ini dikarenakan RSUD dr Iskak Tulungagung sukses melakukan berbagai inovasi berbasis digital dalam pelayanan. Semua inovasi itu mampu mengoptimalkan pelayanan rumah sakit. Atas dasar itu, Bupati Labuan Batu datang melihat langsung ke RSUD dr Iskak. nantinya ilmu dari RSUD dr Iskak akan ditularkan di RS Rantau Prapat. Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Supriyanto Dharmoredjo, Sp. B FInACS, mengatakan pihaknya harus membuat jadwal pelayanan studi banding.

Karena banyaknya permohonan, dr Pri (demikian dr Supriyanto akrab disapa), banyak menggabungkan kunjungan studi banding, sehingga dalam satu kesempatan bisa melayani beberapa lembaga. “Saya inginnya ada dukungan langsung dari kepala daerah masing-masing. Sebab perubahan layanan rumah sakit daerah, tidak akan terjadi tanpa peran kepala daerah,” ujar dr Pri. Lebih lanjut, dr Supriyanto menyebut bahwa peralihan model layanan kesehatan yang lama ke BPJS Kesehatan laksana kawah Chandradimuka.

Selama lima tahun semua ramai, antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit, rumah sakit dengan dokter, dokter dengan dokter bahkan lintas kementerian. namun RSUD dr Iskak berhasil keluar dari ribut-ribut kawah Chandradimuka tersebut, dengan mengusung konsep baru. “Kalau dalam cerita, siapa yang bisa keluar dari kawah Chandradimuka akan sakti.

Rumah sakit ini sudah berhasil keluar,” tutur dr Supriyanto. Hasilnya RSUD dr Iskak menelurkan konsep baru layanan perumahsakitan dengan konsep “hospital without wall comprehensive” (rumah sakit tanpa ‘tembok’ halangan komprehensif/ menyeluruh). Konsep itu mempunyai karakter “Low Cost High Quality and Social Responbility”. Berbiaya murah namun (layanan) bermutu tinggi dan (memikul) tanggung jawab sosial. Konsep ini dianggap baru dalam model perumahsakitan di Indonesia.

“Konsep baru ini sebenarnya yang menjadi roh dari Jaminan Kesehatan nasional (JKn). Konsep ini menjamin penyelenggaraan perumahsakitan yang murah dan berkualitas tinggi,” tegas dr. Pri. Berkat inovasi inilah, dr Supriyanto mendapat penghargaan sebagai manager Rumah Sakit terbaik sedunia, di ajang konggres dan penghargaan International Hospital Federation (IHF) ke-43, di muscat, oman. RSUD dr Iskak Tulungagung menjadi yang terbaik untuk kategori Corporate Social Responsibility. (D/D)

Berita Terbaru

Berita Lainnya

Polling

Apakah website ini bermanfaat untuk Anda?