DITUNJUK sebagai rumah sakit regional penanganan COVID-19 di Jawa Timur, RSUD dr. Iskak menjadi salah satu rumah sakit tersibuk selama kurun 1,5 tahun terakhir. Hal ini karena sebagai rumah sakit regional penanganan COVID-19 membuat RSUD dr Iskak kerap menerima pasien dengan ragam kondisi, mulai dari sedang hingga berat.
Tentu hal ini membuat RSUD dr. Iskak tidak hanya mengutamakan keselamatan pasien, namun juga para tenaga kesehatan (nakes) dan sumber daya manusia bidang kesehatan (SDMK) yang terlibat di dalamnya.
Salah satu langkah RSUD dr. Iskak yang mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung adalah, penyediaan tempat isolasi terpadu (isoter) khusus bagi nakes dan SDMK yang terpapar.
Isoter yang berlokasi di asrama RSUD dr. Iskak ini dimanfaatkan sebagai ruang karantina untuk nakes dan SDMK yang memiliki gejala ringan hingga sedang.
Kepala Asrama Isoter RSUD dr. Iskak, M.Jaelani mengatakan, penyediaan isoter ini untuk memudahkan petugas dalam memberikan pelayanan dan pengawasan.
“Upaya ini sekaligus untuk melindungi nakes yang terpapar, maupun keluarga nakes yang tidak terpapar. Supaya tidak ada penularan keluar,” jelasnya.
Sejak pertama kali difungsikan pada sekitar awal maret 2020, isoter milik RSUD dr. Iskak ini telah mendapat perhatian khusus dari Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Tulungagung.
Hal ini karena meskipun sedang melakukan karantina, para nakes yang terpapar ini diberi dukungan dan motivasi agar segera pulih.
“Kami tidak hanya mendukung dari pengobatan medis saja, namun juga secara psikis. Setiap pagi ada kegiatan senam atau olahraga ringan sembari berjemur, kemudian dilanjutkan dengan pengecekan kondisi kesehatan. Pernah juga kami menggelar ngaji bersama,” terangnya.
Karena dinilai mampu menekan laju penularan, tidak heran jika isoter ini mendapat apresiasi dan penghargaan dari pemerintah. Penghargaan pun diberikan langsung Forkopimda Kabupaten Tulungagung, kepada Kepala asrama Isoter RSUD dr. Iskak, M.Jaelani dalam acara apel pemberian penghargaan penanganan dan penanggulangan COVID-19 di halaman kantor Bupati Tulungagung. (PKRS/AAP)