SEPERTI namanya, vaksin booster memiliki fungsi sebagai pendorong agar tubuh dapat menciptakan daya tahan yang lebih kuat. Sehingga dengan semakin kuatnya daya tahan tubuh seseorang, diharapkan mampu memenangkan berbagai macam penyakit dan virus, termasuk COVID-19.
Penanggung jawab Instalasi Mikrobiologi Klinik RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Rendra Bramanthi Sp.MK(K) mengatakan, vaksinasi booster sama pentingnya dengan vaksinasi primer (dosis pertama dan kedua). Tak heran jika saat ini pemerintah gencar melakukan vaksinasi booster secara bertahap.
“Karena booster ini berfungsi untuk menguatkan kembali sistem kekebalan tubuh kita supaya mampu dan lebih siap melawan virus,” jelasnya.
Rendra melanjutkan, munculnya berbagai varian baru dan mutasi virus dari waktu ke waktu membuat vaksinasi booster menjadi suatu hal yang “wajib” untuk dilakukan. Karena selain menguatkan daya tahan tubuh, dengan adanya vaksinasi booster, diharapkan mampu menekan angka kesakitan pada masyarakat.
Karena berfungsi untuk mem-boost atau menguatkan, tak heran jika muncul berbagai efek samping usai penerimaan vaksin, atau sering disebut dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Seperti nyeri pada area suntikan, demam, meriang, hingga rasa mual.
Namun kondisi tersebut tergolong KIPI ringan dan wajar. Hal ini bentuk reaksi alami dari tubuh saat dimasuki zat asing.
“KIPI itu adalah sebuah kondisi yang sangat wajar terjadi karena itu respon alami dari tubuh. Selama tidak sampai menganggu aktivitas, kondisi tersebut tergolong dalam KIPI ringan,” terangnya.
Untuk itu, dokter berkacamata ini menyarankan agar sebelum mengikuti vaksinasi untuk menyiapkan diri terlebih dahulu. Seperti istirahat yang cukup, mengkonsumsi makanan yang tepat dan bergizi, dan juga konsumsi vitamin jika diperlukan. Hal ini dapat membantu tubuh agar lebih siap dan fit saat menerima suntikan vaksin, sehingga meminimalisir terjadinya KIPI sedang maupun berat. (PKRS/AAP)