PERANAN apoteker dalam dunia jasa layanan medis ibarat pasukan khusus penyedia logistik persenjataan dalam manajemen kemiliteran. Kendati memiliki skuad militer yang lengkap dan pasukan khusus hebat, namun jika tidak didukung logistik persenjataan yang baik, mereka hanya akan babak belur dalam situasi peperangan. Pun demikian halnya dengan peran apoteker dalam industri jasa layanan medis.
Tim apoteker lah yang menjadi penopang kinerja dokter bersama tim perawatnya. Jika tim apoteker solid, manajemen pengelolaan obat mereka baik, proses layanan kesehatan kepada pasien (masyarakat) pun menjadi lebih efisien dan efektif. Demikian pula sebaliknya.
Para pemerhati masalah kesehatan bahkan menyebut tugas apoteker sama pentingnya dengan tugas dokter. Kedua profesi medis ini selalu berdampingan dan melengkapi. Jika tugas dokter lebih pada memeriksa dan mengobati, tugas apoteker lebih pada meracik dan menyiapkan sediaan obat bagi pasien.
Apoteker berperan penting dalam menjaga kualitas obat dan memastikan penyimpanan obat dengan tepat. Apoteker juga fokus pada efektivitas serta keamanan penggunaan obat. Seorang apoteker memiliki tugas untuk mendistribusikan obat-obatan. Tak hanya bertugas di fasilitas kesehatan, apoteker juga bertugas di medan perang membantu tugas dokter, dan industri farmasi lainnya. Untuk apoteker yang bertugas di rumah sakit, seperti halnya di RSUD dr. Iskak Tulungagung, tugas apoteker terikat dengan Peraturan Kementerian Kesehatan nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Dalam peraturan ini, disebutkan bahwa ada dua kelompok besar pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Pertama fungsi manajerial atau mengurusi logistik obat, dan kedua tentang layanan farmasi klinik. Pelayanan manajerial kefarmasian lebih pada proses penyediaan obat dan alat kesehatan, yang diawali dengan perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pemusnahan jika ada obat yang sudah kadaluwarsa. Sedang layanan farmasi klinik ada 11 hal. Dari 11 itu, Kepala Instalasi Farmasi RSUD dr. Iskak, Binti muzayyanah, m.Farm.
Klin, Apt menjelaskan bahwa 10 poin layanan kefarmasian di antaranya sudah dilakukan oleh unit kefarmasian RSUD dr. Iskak, Tulungagung. Yakni mulai dari pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat (PIo), konseling, visite, pemantauan terapi obat, monitoring efek samping obat, evaluasi penggunaan obat dan dispensing (menyerahkan) sediaan steril. Sementara yang belum bisa dilakukan ialah PKoD (pemantauan kadar obat dalam darah) lantaran masih belum punya laboratorium farmasi sendiri.
Khusus untuk pelayanan obat di RSUD dr. Iskak, pasien yang rawat inap tidak perlu mengambil obat di apotek. obat akan dihantar oleh petugas ke masing-masing pasien. “Jadi pasien tidak perlu mengambil obat di apotek, kami yang mengantar ke sana (pasien),” papar Binti muzayyanah.
Hal itu dilakukan sebagai salah satu bentuk pelayanan di rumah sakit yang baru dinobatkan sebagai rumah sakit terbaik dunia ini, sehingga keluarga pasien tidak perlu lagi bolak-balik mengambil obat di apotek. Untuk pengantaran obat ini pihaknya ada petugas khusus (porter) dari apotek. Obat akan dihantarkan ke loker obat pasien sesuai nama dan ruangannya. Jadi tidak perlu khawatir obat tertukar. “Nanti di loker itu ada nama masing-masing pasien,” terangnya.
Selain itu, lanjut Binti muzayyanah, pihaknya juga menyediakan obat yang suntik dalam bentuk siap pakai, sehingga perawat tinggal menyuntikan obat itu pada pasien. namun layanan ini masih terbatas untuk shift pagi dan sore hari saja. Kalau untuk shift malam belum disediakan. manajemen layanan keapotekeran itu dilakukan semata untuk mengurangi tingkat kesalahan pemberian obat pada pasien.
Dan hal ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Pihaknya juga sudah mempunyai pelayanan obat untuk chemotherapy bagi penderita kanker (cytotoxic) sejak 2016. meski baru sebatas melayani rujuk balik dari RS tipe-A. namun dirinya memastikan tahun depan akan punya dokter onkologi (kanker) sendiri. “Protokol kemoterapinya itu dari mereka dan kita tinggal melanjutkan,” tutupnya. (J/D)