Baru-baru ini Presiden Joko Widodo membicarakan masalah gagal tumbuh akibat kekurangan gizi (stunting) dengan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim. Presiden meminta semua pihak memikirkan lebih serius persoalan stunting yang terjadi di Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, jumlah penderita gizi buruk di Indonesia menurut data WHO saat ini mencapai 7,8 juta dari 23 juta balita, atau sekitar 35,6 persen. Dengan jumlah itu WHO menetapkan Indonesia sebagai Negara dengan status gizi buruk.
Pemerintah tak tinggal diam. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan jumlah balita penderita gizi buruk ini. Dengan salah satunya menggandeng semua pihak untuk mengambil peran mulai pusat hingga daerah.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr Iskak Tulungagung adalah salah satu rumah sakit rujukan di Jawa Timur yang mengambil peran ini. Rumah sakit milik pemerintah daerah ini telah memiliki Poli Tumbuh Kembang yang memberikan konsultasi sekaligus terapi bagi anak-anak dengan pertumbuhan lamban.
Poli Tumbuh Kembang ini didukung dengan fasilitas dan tenaga professional yang memadai. Diantaranya adalah dokter spesialis anak, psikolog, dan tenaga ahli fisio terapi ocupasi. Mereka dibantu oleh perawat ahli yang telah terlatih dalam menangani persoalan tumbuh kembang.
Bagi yang belum mengetahui layanan ini, Poli Tumbuh Kembang berada tepat di ujung timur deretan poli, atau berdekatan dengan Masjid Asy Syifa. Masyarakat tak perlu ragu memanfaatkan layanan ini untuk berkonsultasi tentang kondisi buah hati. Apalagi pembiayaan poli ini juga bisa dilakukan melalui mekanisme BPJS, Jamkesda, atau layanan asuransi lainnya.
Menteri Kesehatan Nina F Moeloek mengatakan stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.
“Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun,” kata Nina.
Persoalan stunting atau kekurangna gizi atau kekerdilan ini menjadi kasus wajar jika menyangkut kondisi fisik seseorang. Namun menjadi fatal jika otaknya ikut mengecil. Karena hal ini akan mengurangi tingkat kecerdasan seorang anak.