RSUD dr. Iskak Tulungagung mengaktifkan dua instalasi gawat darurat (IGD) sekaligus selama pandemi COVID-19. IGD yang selama ini ada difokuskan untuk penanganan kegawatdaruratan pasien COVID-19, sementara IGD “sementara” yang memanfaatkan ruang virtual di blok selatan bagian barat RSUD diperuntukkan bagi pasien non-COVID-19.
Kebijakan dobel IGD ini dilatarbelakangi oleh tren kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi sejak medio 2020. Sekitar Jui-Agustus. Pasien yang masuk mulai banyak, sejumlah nakes (tenaga kesehatan) juga mulai bertumbangan.
Demi alasan keamanan dan keselamatan pasien maupun tenaga kesehatan yang berjibaku menangani setiap pasien yang masuk IGD inilah protokol penanganan pasien kegawatdaruratan diperbarui.
Alur penanganan pasien yang mengalami kedaruratan medis disesuaikan dengan situasi pandemi. Pasien yang bergejala COVID-19, apalagi positif COVID-19, harus ditangani ditempat yang memiliki standar penanganan COVID-19.
Pasien COVID-19 juga harus dipisahkan dari pasien yang tidak COVID-19 demi mencegah penularan lebih lanjut.
Di sinilah kemudian IGD sementara di ruang virtual diberlakukan. Pemisahan dimaksudkan agar pasien yang tidak COVID-19 lebih terlindungi. Pun demikian halnya dengan para nakes yang menangani.
“Pemanfaatan ruang virtual sebagai IGD untuk pasien non-COVID-19 ini bersifat sementara. Hari-hari ini tren kasus (COVID-19) terus menurun sehingga nantinya fungsi IGD dikembalikan seperti semula,” jelas Dokter Spesialis Emergency Medik RSUD dr. Iskak Tulungagung dr. Hari Aditya Nugroho, Sp. EM.
Selama ini, sebagian besar pasien COVID-19 yang masuk RSUD dr. Iskak adalah rujukan dari puskesmas atau rumah sakit swasta. Mereka sudah berstatus positif COVID-19 begitu masuk RSUD, sehingga ditangani di IGD COVID-19.
”Sedangkan untuk pasien yang terluka akibat kecelakaan, kami bawa ke IGD non-COVID-19, kami utamakan penanganan karena emergency, baru dilakukan tes swab,” terang Dokter Tito.
Di IGD non-COVID 19 yang berada di ruang virtual, tersediaa 30 tempat tidur pasien. Desain dan konsep pelayanan tetap mengacu IGD yang kini digunakan untuk pasien SARS-CoV-2, dimana tersedia yellow zone, green zone. Sedangkan red zone tetap berada di IGD COVID-19.
Pemisahan pasien COVID-19 dan non-COVID-19 ini tentunya dengan tujuan melindungi pasien yang tidak terpapar Corona, sehingga penyakit yang diderita mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dari dokter.
Selain itu, pemisahan ini juga melindungi perawat dan dokter dari transmisi penularan virus.
Dengan tren kasus yang menurun saat ini, maka IGD non-COVID-19 di ruang virtual bisa dialihkan ke IGD seperti awal. Hal ini tentunya dengan pemisahan pasien COVID-19. Green Zone menjadi ruang pasien COVID-19, sedangkan Yellow Zone menjadi ruang pasien non-COVID-19. (PKRS/MAS)