RSUD dr. Iskak, Terapkan Normalitas Baru Pelayanan Kesehatan

USIA 104 tahun, bukan menjadi halangan bagi RSUD dr. Iskak untuk terus eksis dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan. Bahkan dengan usia yang sudah melewati satu abad ini, menjadi pemicu semangat untuk terus berkarya, berbenah, dan memberikan layanan terbaik bidang kesehatan.

Mengusung tema “Normalitas Baru Pelayanan Kesehatan”, RSUD dr. Iskak ingin mengajak masyarakat untuk tidak takut datang ke rumah sakit. Hal ini dikarenakan seluruh layanan di RSUD dr. Iskak telah disesuaikan dengan standar protokol kesehatan (prokes) ketat. Oleh ssebab itu, masyarakat tidak perlu lagi khawatir untuk datang berobat.

“Kami ingin mengajak masyarakat bersama-sama untuk menghilangkan phobia rumah sakit, atau takut ke rumah sakit. Karena di sini kami sudah menerapkan normalitas baru pelayanan kesehatan,” terang Kasi Informasi dan Pemasaran RSUD dr. Iskak, Mochammad Rifai.

Rifai mengatakan, akhir-akhir ini seperti terjadi miss informasi. Beredar berita hoax yang berkembang dari mulut ke mulut, seolah banyak pasien yang di-COVID-kan secara sengaja oleh pihak RS. Imbas isu atau lebih tepat rumor itu, banyak warga yang takut untuk berobat. Akibatnya, banyak pasien yang kondisi kesehatannya memburuk, bahkan beberapa tidak tertolong.

“Kami berharap stigma tersebut dapat hilang, sehingga masyarakat tidak khawatir untuk datang berobat,” ujarnya.

Rifai menjelaskan, saat ini sistem pelayanan di RSUD dr. Iskak telah kembali seperti semula. Namun dengan tetap menerapkan prokes yang ketat. Salah satunya dengan mengambil kebijakan tes usap PCR bagi setiap pasien yang akan melakukan rawat inap.

“Setiap pasien yang datang, baik akan rawat inap maupun pasien kegawatdaruratan wajib dilakukan tes PCR. Hal ini untuk memberikan rasa aman bagi pasien maupun petugas yang akan merawat,” urainya. Selain kebijakan swab PCR, pihak menajemen telah melakukan penataan ulang atau zonasi ruang rawat inap pasien dengan ruang isolasi COVID-19. Sehingga pasien yang akan melakukan rawat inap tidak perlu khawatir akan bercampur dengan pasien COVID-19. (PKRS/AAP)

Berita Terbaru

Berita Lainnya

Polling

Apakah website ini bermanfaat untuk Anda?